Temukan Materi Sekolah dan Kuliah di sini

Temukan Materi Seputar Pelajaran Sekolah dan Kuliah di sini....,:-)

Wednesday, May 18, 2011

Tugas Akhir

           Dalam tugas Akhir Pengembangan Media Pembelajaran Geografi saya memilih untuk membuat media berupa film. Film ini saya buat dengan menggunakan Windows Live Movie Maker 2011. Materi yang saya ambil adalah materi dari kelas X semester 1, yaitu Bumi dan Tata Surya.
            Pada Bahasan Bumi dan Tata Surya ini saya bagi menjadi 4 Sub Bahasan, yaitu: 1) Alam Semesta, 2)Terbentuknya Bumi dan Tata Surya, 3) Tata Surya, 4) Bumi sebagai planet.
            Pada sub bahasan 1 yakni Alam semesta, terdiri dari pengertian alam semesta,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada Postingan sebelumnya telah dipaparkan berbagai macam pilihan yang bisa dijadikan sebagi alternatif dalam pemilihan media pembelajaran. Mulai dari Power point, Komik, Buku, Film, dan medai menggunakan Ms. publisher. Dalam memilih sebuah  media tentunya harus disesuaikan dengan keadaan materi dan siswa di kelas. Selain itu kita juga harus memperhatikan bagaimana media itu akan digunakan di kelas, misalnya apakah siswa hanya disuruh menonton film saja, apakah siswa dalam satu pertemuan hanya disuruh membaca koimk saja, atau sebelum media digunakan guru terlebih dahulu memberi penjelasan

MS. Publisher

Ms. Publisher adalah salah satu aplikasi bagian dari Microsoft Office yang multifungsi. Ms. Publisher dapat kita gunakan untuk membuat website.Selain itu kita bisa menggunakan Ms. Publisher ini sebagai media pembelajaran agar pembelajaran di kelas lebih menarik.
Di sini saya menggunakan MS.Publisher sebagai media pembelajaran untuk materi siklus batuan (Rock Cycle). Adapunisi dari materinya adalah:
1.Deskripsi lengkap tentang Batuan Beku (Igneous Rock).
2. Deskripsi tentang Batuan Sedimen (Sedimentary Rock).
3. Deskripsi tentang Batuan Metamorf (Metamorphic Rock).
4. Penjealsan tentang bagaimana suatu jenis batuan bisa berubah menjadi jenis batuan yang lain dan bagaimana perbedaan proses geologi dalam mentranform dari satu jenis batuan ke jenis batuan yang lain.
Di bawah ini contoh tampilan Publisher yang telah saya buat.



 Jika Anda berminat untuk mendownload Publisher yang telah saya buat, silahkan request melalui komentar pada posting ini atau langsung hubungi saya melalui email, Zulfikar.geo08@gmail.com.
Semoga bermanfaat.

Media Movie

Pada posting sebelumnya telah disajikan tiga macam media yaitu, power point, komik, dan buku. Pada kesempatan kali ini saya akan share tentang media berbentuk Film yang dapat dibuat sendiri. Software yang bisa digunakan untuk membuat filam adalah Windows Movie Maker, Power Director, Adobe premiere, atau software untuk mengedit film lainnya. Film yang saya share di sini dibuat menggunakan Windows Live Movie Maker 2011. Silahkan dilihat.

Sunday, May 8, 2011

Media Power Point

Sebelumnya saya pernah posting tentang siklus batuan. Nah, sekarang saya akan share materi yang sama tetapi dalam bentuk Power point. Silahkan dilihat.....,
Media Power Point



Jika anda bingung bagaimana cara donwload melalui scrib..,silahkan download melalui 4shared di sini...

   Selain Materi tentang siklus batuan, terdapat juga materi lain dalam bentuk Power Point yang bisa langsung anda download, yaitu antara lain:
~ Pengertian dan Perkembangan Ilmu Geografi di sini
Atau Membaca penjelasan materinya di sini.
~ 10 Konsep Esensial Geografi di sini
Atau Membaca penjelasan materinya di sini.
~ Pendekatan Geografi,
Atau Membaca penjelasan materinya di sini.
~ Prinsip-prinsip Geografi,
Atau Membaca penjelasan materinya di sini.
~ Aspek Geografi,
Atau Membaca penjelasan materinya di sini.

Komik Sebagai Media Pembelajaran

Komik merupakan media bacaan yang menarik karena berisikan tulisan dan gambar, terutama yang berwarna. Anak-anak usia sekolah lebih tertarik untuk membaca komik dari pada membaca text book. Penggunaan media komik dengan metode penyampaian informasi secara diskusi dirasakan lebih efektif dan komunikatif. Pembaca lebih mudah untuk memahami meteri yang disampaikan dan lebih termotivasi untuk bertanya mengenai hal yang kurang diketahui. Penyampaian informasi dengan metode satu arah menjadikan anak-anak usia sekolah cenderung malu untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Berikut ini disajikan contoh komik sederhana yang bisa dibuat sebagai media pembelajaran.

Media Komik

Siklus Batuan



A.     JENIS-JENIS BATUAN
Siklus batuan memperlihatkan bentuk asli dari 3 jenis batuan dasar dan mengilustrasikan bagaimana perbedaan proses geologi mentransform dari satu jenis batuan ke jenis batuan yang lain. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang siklus batuan, kita harus memahami jenis btuan dasar terlebih dahulu, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan Batuan Metamorf.
1.      Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku terbentuk ketika materi pijar yang disebut magma mendingin dan memadat, proses ini disebut dengan kristalisasi yang bisa terjadi di dekat permukaan bumi atau di bawah permukaan. Bila magma membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma membeku pada permukaan bumi, maka terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
Batuan Beku Dalam
            Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik. 
1.     Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.  
2.      Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
3.      Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
4.      Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit
1.      Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
2.      Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan. 
3.      Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik.
(Untuk lebih jelas tentang berbagai jenis batuan, para pembaca bisa mencoba software GEODe di sini)

Batuan Beku Luar
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik. 
                                 Gambar 1.1, Contoh batuan beku
Klasifikasi Batuan Beku
Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya. Tekstur Batuan Beku Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah: 
1.      Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf) 
2.      Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
3.      Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
4.      Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut massa dasar.



                                   Gambar 1.2, Tabel Klasifikasi Batuan Beku.

(Untuk lebih jelas tentang berbagai jenis batuan, para pembaca bisa mencoba software GEODe di sini)
"Pembaca juga bisa melihat dan mendownload materi siklus batuan dalam bentuk Power Point Di sini........"
2.  Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil erosi atau hasil aktivitas kimia maupun organisme yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi. Menurut para ahli, sekitar 70% lebih permukaan benua tertutup batuan sedimen walaupun volumenya tidak lebih dari 5% dari volume kerak bumi.
Batuan sedimen banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan (gypsum), bahan bakar (batu bara), serta bahan pengeras jalan dan untuk fondasi rumah (batu gamping).
Batuan sedimen terdiri atas 8 jenis, yaitu sebagai berikut:
1.      Breksi
Breksi adalah batuan sedimen yang memiliki butiran-butiran kasar. Batuan sedimen jenis ini terbentuk dari segmentasi bagian-bagian yang bersifat coarse dengan ukuran 2 sampai 256 milimeter. Bagian-bagian ini berbentuk runcing dan menyudut. Breksi biasanya terbentuk pada bagian dasar lereng gunung yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi. Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.




2.      Konglomerat
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.



 Gambar 2.1, Konlomerat
3.      Sandstone
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

                                    Gambar 2.2, Sandstone

3.      Shale
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
5.      Limestone
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.







6.      Saltstone
Saltstone adalah jenis batuan sedimen yang memiliki tekstur berbentuk kristal. Batuan ini tersusun dari mineral yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.






7.      Gipsum
Terbentuknya gipsum sama dengan saltstone, yaitu karena adanya kandungan pada air yang menguap. Teksturnya pun berbentuk kristal. Namun, batuan jenis ini tersusun atas mineral gipsum.





8.      Coal
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

3.  Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)
Proses metamorfosisme adalah proses yang menyebabkan perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur pada batuan karena panas dan tekanan tinggi, serta larutan kimia yang aktif. Hasil akhir dari proses metamorfisme adalah batuan metamorf. Jadi batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan asalnya (yang telah ada sebelumnya) dapat berupa batuan beku, sedimen maupun metamorf.
Komposisi mineral
    Mineral-mineral penyusun batuan metamorf dapat dibedakan menjadi mineral-mineral yang :
  1. Mineral yang berbentuk kubus: kuarsa, feldsfar,kalsit, garnet dan piroksin.
  2. Berbentuk bukan kubus : mika, klorit, amfibol (hornblende), hematit, grafit dan talk.Susunan mineral (fabrik
    Dari kenampakan tiga dimensional, fabrik dapat dibedakan menjadi :
  1. Isotropik : susunan butir ke segala arah tampak sama.
  2. Anisotropik : kenampakan susunan butir mineral tidak sama ke segala arah.
Tekstur
    Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan menjadi :
  1. Fanaretik : butiran cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.
  2. Afanitik : butiran terlalu kecil untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.    
Struktur
    Struktur dalam batuan metamorf dikenal ada tiga :
  1. Granular : bila butir-butiran minerla yang berhubungan saling mengunci (inter locking).
  2. Foliasi : bila mineral-mineral pipih menbentuk rangkaian permukaan subparalel.
  3. Lineasi : bila mineral-mineral prismatik membentuk kenampakan penjajaran pada batuan, seperti genggaman pensil.
Di alam, batuan yang hanya mempunyai struktur lineasi sangat jarang, dan sebagian besar selain berlineasi juga berfoliasi. Foliasi mungkin tidak teratur, melengkung atau terlipat bila terdeformasi.

(Untuk lebih jelas tentang berbagai jenis batuan, para pembaca bisa mencoba software GEODe di sini)

"Pembaca juga bisa melihat dan mendownload materi siklus batuan dalam bentuk Power Point Di sini........"

1.      SIKLUS BATUAN (ROCK CYCLE)
Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Semua ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.



                                               Gambar 12. Siklus Batuan
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam:
1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
   2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
   3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.

2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.

3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.

4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
1.      Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
2.      Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
3.      Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.
Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:
1.                  Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2.                  Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”.
Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:
1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2.  Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular interlocking. Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi.

Dikutip dari berbagai sumber.

"Pembaca juga bisa melihat dan mendownload materi siklus batuan dalam bentuk Power Point Di sini........"

"Buat para pembaca yang ingin lebih paham tentang siklus batuan, bisa mencoba Software GEODe. Pada software tersebut dijelaskan secara jelas tentang siklus batuan dan materi yang berkaitan. Untuk selengkapnya Baca Disini".