Geologi
laut atau disebut juga geologi marine adalah salah satu cabang ilmu geologi
untuk mengetahui komposisinya, struktur dan proses pembentukan dasar laut. Ilmu
ini berguna untuk pembangunan struktur dibawah laut maupun pelayaran, seperti
pembangunan dermaga, anjungan pemboran minyak, kabel bawah laut, jembatan antar
dua pulau dsb.
Pada mulanya
para ahli percaya bahwa bentuk kerak bumi adalah tetap dan tidak berubah-ubah.
Mereka beranggapan bahwa sifat-sifat topografi utama di bumi (termasuk lautan,
daratan, dan pulau-pulau) sudah ada dan berbentuk seperti yang ada sekarang ini
sejak dahulu. Akan tetapi dari hasil penelitian geologi modern menunjukkan
suatu gambaran yang sangat berbeda. Sekarang sudah jelas terbukti bahwa kerak
bumi itu telah dan masih terus mengalami perubahan-perubahan.
Suatu bukti
bahwa di bawah permukaan bumi ini masih berlangsung aktivitas-aktivitas yang
hebat, yaitu dengan terdapatnya gunung berapi dan gempa bumi yang sering
terjadi. Kegiatan-kegiatan hebat ini secara luas menyebar tidak merata pada
beberapa daerah di permukaan bumi.
Para ahli geologi percaya bahwa daerah-daerah aktif ini mewakili tempat-tempat di mana sering terjadi retakan-retakan besar di kerak bumi. Retakan-retakan ini mencakup seluruh permukaan bumi, sehingga kerak bumi dapat dibagi menjadi enam bagian lempengan besar yang dinamakan tectonic plates, di mana tiap lempengan terdiri dari kerak yang saling bersambungan. Bentuk lempeng-lempeng ini tidak rata, tetapi setiap lempengan cenderung untuk membentuk suatu batas dengan sistem mid-oceanic ridge, yaitu satu sisi dengan massa benua dan sisi yang lain dengan batas lempengan tektonik.
Para ahli geologi percaya bahwa daerah-daerah aktif ini mewakili tempat-tempat di mana sering terjadi retakan-retakan besar di kerak bumi. Retakan-retakan ini mencakup seluruh permukaan bumi, sehingga kerak bumi dapat dibagi menjadi enam bagian lempengan besar yang dinamakan tectonic plates, di mana tiap lempengan terdiri dari kerak yang saling bersambungan. Bentuk lempeng-lempeng ini tidak rata, tetapi setiap lempengan cenderung untuk membentuk suatu batas dengan sistem mid-oceanic ridge, yaitu satu sisi dengan massa benua dan sisi yang lain dengan batas lempengan tektonik.
Sudah terbukti
bahwa lempengan tektonik ini bergerak secara perlahan-lahan melintasi dasar
lautan dengan kecepatan rata-rata beberapa centimeter setiap tahunnya.
Kecepatan ini tampaknya tidak berarti
samasekali bila dipandang dari jangka waktu hidup manusia, namun hal ini akan
sangat besar artinya bila ditinjau dari sudut sejarah bumi yang sudah berumur
empat setengah juta tahun lamanya. Sebagai salah satu contoh, bahan-bahan
lempengan yang rata-rata hanya bergerak dua centimeter setiap tahunnya akan
dapat menempuh jarak 2.000 kilometer dalam jangka waktu 100.000.000 tahun.
Setiap lempengan akan bergerak pada sudut siku-siku ke arah dan menjauhi oceanic ridge, dan karena itu mereka
bergerak ke arah batas benua. Suatu hal yang menarik perhatian adalah kerak
bumi yang baru selalu terbentuk secara terus-menerus dan menambah lempengan
pada sistem ridge. Cairan batu-batuan
basal dari bagian dalam bumi didorong ke atas melalui retakan-retakan dan
kemudian menjadi keras membentuk kerak lautan yang baru. Begitu kerak yang baru
ini terbentuk, mereka lalu mendorong dan memisahkan sisa lempengan tektonik dan
melintasi lantai lautan.
Gerakan
lempengan ini sulit untuk diukur secara langsung karena jarak yang terjadi
sangat kecil dan memerlukan eaktu yang lama. Walaupun demikian, para ahli
geologi telah membuktikan secara meyakinkan tentang terjadinya
kejadian-kejadian ini dengan mengadakan penelitian terhadap jenis batu-batuan
darimana lempengan tektonik dibentuk. Batu-batuan basal ini banyak mengandung
bahan besi yang membuat mereka menjadi bersifat magnit untuk selama-lamanya
dalam menunjukkan arah dari medan gaya bumi ketika mereka berubah menjadi
keras. Proses ini sekarang telah berakhir, walaupun demikian dalam sejarahnya medan
gaya magnit bumi telah bertukar beberapa kali secara tiba-tiba yang
mengakibatkan terbentuknya batu-batu pada waktu yang berbeda dan mempunyai arah
medan gaya yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, diramalkan kalau bahan
kerak bumi yang sedang terbentuk pada mid-oceanic
ridge kemudian secara perlahan-lahan didesak ke luar akan membentuk
serentetan pita-pita yang sejajar, sedang batu-medan magnit dipolarisasikan
dalam arah yang berbeda-beda. Setiap pita akan menunjukkan waktu ketika medan
gaya sedang pada suatu arah tertentu. Penelitian tentang polarisasi magnit dari
batu-batuan yang terdapat dekat dengan mid-Atlantic
ocean ridge, menunjukkan hasil yang cocok dengan teori seperti yang disebut
di atas. Di mana pita-pita batuan ini letaknya sejajar dengan ridge itu sendiri
yang polarisasi magnitnya berubah dari satu pita ke pita yang lain.
Meskipun kerak
lautan baru selalu dibentuk secara terus-menerus di sistem mid-oceanic ridge, ukuran lempengan tektonik tidak akan bertambah
besar. Oleh karena itu sudah pasti ada tempat-tempat tertentu yang mengalami
suatu proses pembongkaran bahan-bahan kerak bumi yang terjadi secara seimbang.
Hal ini dipercaya terjadi pada batas-batas lempengan tektonik benua yang
letaknya jauh dari sistem ridge. Dari sini gerakan lempengan dibelokkan ke arah
bawah yang kemudian bertemu dengan kerak benua melalui proses yang dinamakan subduction. Akibatnya, kerak lautan
menjadi rusak oleh karena adanya panas yang timbul dari lapisan bumi yang
letaknya lebih dalam. Seperti yang telah kita ketahui bahwa batas-batas lempengan ini (daerah-daerah
subduction) juga merupakan pusat dari aktivitas gunung berapi dan gempa bumi.
Di mana gunung berapi ini disebabkan oleh karena adanya tenaga yang begitu
besar yang dihasilkan ketika batu-batuan dari kerak lautan mencair, kemudian
secara tiba-tiba melepaskan tekanan yang begitu besar yang telah dibentuk di
dalam lapisan bumi, sehingga dapat mendorong berjuta-juta ton batuan yang
mencair ini ke atas. Sedangkan gempa bumi merupakan suatu akibat dari tekanan
yang diciptakan karena lempengan tektonik menjadi melengkung dan arahnya
dibelokkan ketika mereka berjalan ke bawah masuk bumi. Gempa ini terjadi
apabila sebagian dari lempengan tiba-tiba patah yang sering terjadi pada
kedalaman antara 100-700 kilometer di bawah permukaan bumi.
Ø
LEMBAH
LAUTAN (Ocean Basin)
Pada
mulanya dipercaya bahwa permukaan dasar lautan itu datar dan tidak mempunyai
bentuk, tetapi ilmu-ilmu modern sekarang telah membuktikan bahwa topografi dari
dasar lautan adalah kompleks seperti daratan. Topografi dasar laut yang
kompleks di Indonesia disebabkan karena kawasan ini merupakan pertemuan dari
empat lempeng lithosfer, yaitu :
1. Lempeng Eurasia
2. Lempeng Filipina
3. Lempeng Pasifik
1. Lempeng Eurasia
2. Lempeng Filipina
3. Lempeng Pasifik
4. Lempeng samudera Hindia -
Australia.
Bentuk-bentuk
tersebut antara lain:
1. Ridge dan Rise
Ini adalah suatu
bentuk proes peninggian yang terdapat di atas lautan (sea floor) yang hampir
serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan. Pada prinsipnya tidak ada
perbedaan antara ridge dan rise. Keduanya hanya dpat dibedakan dari letak
kemiringan lereng-lerengnya saja. Di mana Ridge lerengnya lebih terjal dari
Rise. Sebagai contoh, puncak-puncak dari sistem Ridge di tengah Atlantik
mempunyai tinggi sekitar satu sampai empat kilometer di atas lantai lautan dan
sifat kemiringan Rise dari dasar dengan lebar sekitar 1.500 sampai 2.000
kilometer. Rise di Pasifik Timur kurang datar dan ini tampak seperti sebuah
tonjolan rendah pada lantai lautan. Rise ini mempunyai ketinggian sekitar dua
sampai empat kilometer dari dasar mempunyai lebar kira-kira 2.000 sampai 4.000
kilometer.
Ridge dan Rise
utama yang membentang di dunia bergabung menjadi satu dan membentuk satu rantai
amat panjang yang dikenal sebagai mid-oceanic
ridge system (sistem ridge bagian tengah laut). Ini merupakan suatu
rangkaian yang terpotong-potong oleh daerah patahan (fault) yang banyak dengan
membentuk sudut siku-siku. Bagian tengah sistem Ridge ini ditandai dengan
adanya sebuah lembah curam yang dikenal sebgai lembah Rift (rift valley), hal
ini khususnya terbentuk dengan baik di mid-atlantic
Ridge. Tetapi hal ini juga dapat dikenal di mana sistem Ridge membentuk
sebuah penyebaran yang mengesankan di daratan Afrika Timur. Di sini lembah Rift
dapat ditemukan dengan kedalaman 2.800 Km, yang kemudian tempat ini diisi
dengan air yang membentuk danau-danau seperti halnya danau Tanganyika.
2. Trench
Bagian laut yang
terdalam berbentuk seperti saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam yang
terdapat di perbatasan
antara benua dengan kepulauan, dan biasanya mempunyai kedalaman yang sangat besar.
Sebagai contoh, sebagian dari Java Trench mempunyai kedalaman
sebesar 7.700 meter.
3. Abysal Plain (daratan Abyssal)
Daerah ini
relatif terbagi rata dari permukaan bumi yang terdapat di bagian sisi yang
mengarah ke daratan dari sistem mid-oceanic
ridge.
4. Continental Island (pulau-pulau benua)
Beberapa pulau
seperti Greenland dan Madagaskar menurut sifat Geologinya merupakan bagian dari
massa tanah daratan benua besar yang kemudian terpisah. Daerah-daerah ini
lapisan kerak buminya terdiri dari batuan-batuan besi (granitic) yang jenisnya
sama dengan yang terdapat di daratan benua.
5. Island Arc (kumpulan pulau-pulau)
Kumpulan
pulau-pulau seperti Kepulauan Indonesia juga mempunyai perbatasan dengan benua,
tetapi mereka mempunyai asal yang berbeda. Kepulauan ini terdiri dari
batuan-batuan vulkanik dan sisa-sisa sedimen pada bagian permukaan kulit
lautan.
6. Mid-Oceanic Volcanic Island (pulau-pulau
vulkanik yang terdapat di tengah lautan)
Daerah ini
terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, khususnya terdapat di Lautan Pasifik, di
mana letak mereka sangat jauh dari massa daratan.
7. Atol-atol
Daerah ini
terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian tenggelam di bawah permukaan
air. Batuan-batuan yang terdapat di sini ditandai oleh adanya terumbu karang
(coral-feef) yang terbentuk seperti cincin yang mengelilingi sebuah lagon yang
dangkal.
8. Seamount dan Guyot
Merupakan
gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar lantai lautan, tetapi tidak dapat
mencapai permukaan laut. Seamount ini mempunyai lereng yang curam, berpuncak
runcing, dan kemungkinan mempunyai ketinggian sampai 1 Kilometer atau lebih.
Guyot mempunyai bentuk yang serupa dengan Seamount, tetapi bagian puncaknya
datar.
MORFOLOGI DASAR LAUT
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
Seperti
halnya bentuk muka bumi di daratan yang beraneka ragam, bentuk muka bumi di
lautan juga beragam. Bedanya bentuk muka bumi di lautan tidak seruncing dan
sekasar relief di daratan. Keadaan ini akibat dari erosi dan pengupasan olah
arus laut.
Bentuk-bentuk muka bumi di lautan adalah sebagai berikut :
|
waduuh...materinya berat kali lah ini..,
ReplyDelete